Perlukah Pendugaan Stok Ikan?
Pendahuluan
Sementara banyak dibicarakan tentang pendugaan stok, ternyata tidak ada definisi yang jelas apa yang dimaksud dengan pendugaan stok. Kemungkinan ada begitu banyak definisi yang dikemukakan oleh para ilmuwan. Disini akan digunakan definisi yang sangat luas. Pendugaan stok merupakan studi ilmiah untuk menentukan produktivitas suatu sumberdaya perikanan, pengaruh penangkapan pada sumberdaya tersebut, dan dampak sumberdaya akibat perubahan-perubahan pola penangkapan, misalnya, implementasi kebijakan-kebijakan pengelolaan dan pengembangannya. Kegiatan para ahli pendugaan stok hendaknya diarahkan pada formulasi saran kepada mereka yang bertanggung jawab dalam mengambil keputusan terhadap pengelolaan dan pengembangan dari suatu perikanan (Gulland, 1983).
Pendugaan stok meliputi penggunaan berbagai perhitungan statistika dan matematika untuk membuat prediksi kuantitatif tentang reaksi dari populasi ikan terhadap pilihan pengelolaan alternatif. Pendugaan stok kadang dipandang sebagai suatu disiplin biologi yang agak sempit, yang dapat diringkas sebagai “interpretasi dari statistik hasil tangkapan komersial untuk menduga upaya potensial”. Pendugaan stok yang dikerjakan dengan baik adalah lebih dari sekedar interpretasi. Yang paling utama dari pendugaan stok adalah memahami dinamika dari perikanan. Ini mengingatkan bahwa perikanan merupakan entitas-entitas dinamik yang akan merespon berdasarkan waktu terhadap regulasi pengelolaan dan faktor-faktor luar (extrinsic) lainnya (Hilborn dan Walters,1992).
Perikanan jauh lebih luas dari pada hasil tangkapan ikan. Nelayan adalah suatu komponen penting dari sistem dinamik yang kita sebut perikanan, dan pendugaan stok juga harus memperhitungkan bagaimana para nelaya akan merespon, dan juga membuat prediksi tentang hal-hal yang penting bagi para nelayan seperti hasil tangkapan per satuan upaya. Perikanan dianggap dalam keadaan kritis bilamana pendapatan nelayan jatuh di bawah suatu level yang tidak dapat diterima. Membuat prediksi tentang hasil tangkapan per satuan upaya adalah lebih penting dari pada memprediksi perubahan hasil tangkapan total (Hilborn dan Walters, 1992).
Tujuan
Setelah mempelajari Bahan Pembelajaran ini, Anda diharapkan dapat memahami perlunya pendugaan stok ikan dan tujuannya. Namun sebelumnya Anda diharapkan terlebih dahulu dapat menjelaskan tentang konsep pendugaan stok ikan.
Dengan pemahaman yang baik tentang perlunya pendugaan stok ikan dan tujuannya, maka diharapkan anda dapat menyelesaikan soal soal yang berkaitan dengan mengapa perlunya pendugaan stok ikan.
Bahan Bacaan
1.1 Kapan Diperlukan Pendugaan Stok?
1.1 Kapan Diperlukan Pendugaan Stok?
Studi pendugaan stok diperlukan (dengan sangat sedikit pengecualian) bilamana dibuat kebijakan perikanan, dan keputusan dibuat untuk mempengaruhi perikanan (Gulland, 1983). Pertanyaannya mungkin sangat luas. Suatu Negara mungkin telah membangun Zona Ekonomi Eksklusif ke luar sampai 200 mil (mungkin sepuluh kali lebih jauh dari kapal-kapal lokal yang secara tradisional menangkap ikan), dan ingin mengetahui apakah ada cukup ikan pada zona yag baru untuk merencanakan pengembangan perikanan yang cukup besar, jika demikian, perikanan apa? Banyak Negara-negara yang sedang berkembang dengan sejumlah besar nelayan-nelayan pantai yang menggunakan tipe-tipe alat yang tradisional pada “coastal belt” khawatir tentang dampak pada perikanan tradisional dari suatu perkembangan dari suatu perikanan mekanisasi untuk mengeksploitasi sumberdaya-sumberdaya sedikit lebih jauh dari pantai. Pada beberapa Negara yang lain, terutama Asia Selatan dan Tenggara, dimana suatu perikanan industri telah berkembang, konflik di antara dua kelompok nelayan sekarang ada dan diperlukan langkah-langkah untuk mereduksi atau mengeliminasinya. Negara-negara ini perlu mengetahui langkah-langkah mana yang secara biologi efektif. Suatu Negara dengan perikanan udangnya yang berkembang dengan baik akan ingin mengetahui apakah memungkinkan untuk meningkatkan hasil-hasil tangkapannya, atau apakah, malahan jika tidak memungkinkan untuk mnaikkan hasil tangkapan, biaya-biaya dapat dikurangi. Pada suatu perikanan yang telah mengalami penangkapan yang berlebihan dan sekarang sedang dikelola dengan menegakkan suatu kuota hasil tangkapan, atau hasil tangkapan yang diperbolehkan (JTB atau TAC/Total Allowable Catch,), manager perlu mengetahui berapa level hasil tangkapan total hendaknya diizinkan pada musim yang akan datang untuk mencapai obyektif tertentu.
Menjawab masing-masng dari pertanyaan-pertanyaan tersebut memerlukan informasi pendugaan stok. Variasi mereka mengilustrasikan variasi dari pekerjaan pendugaan stok, dan kenyataannya bahwa sifat dari pekerjaan ini tergantung pada tingkat-tingkat perkembangan dari perikanan. Ini diilustrasikan pada Gambar 1 (diadaptasi dari Kesteven, 1973). Dibedakan empat fase utama – suatau fase awal pemanfaatannya yang rendah, dalam mana tidak ada penangkapan, atau suatu perikanan tradisional yang kecil yang mengambil jauh di bawah dari pada potensi yang tersedia, suatu fase perkembangan, dan pertumbuhan yang cepat, suatu fase perkembangan yang berlebihan, dicirikan oleh kapasitas yag berlebihan – terlalu banyak kapal yang memburu ikan yang terlalu sedikit – laju-laju penangkapan yang rendah (hasil-hasil tangkapan per unit upaya) dan sering juga menrunnya hasil tangkapan total, dan suatu fase akhir (hanya tercapai pada saat ini dalam suatu perikanan minoritas yang kecil). Trend dari ciri utama dalam perikanan – hasil tangkapan total, upaya total dan hasil per satuan upaya (CPUE, yang kembali kepada nelayan-nelayan individual, dan factor-faktor yang terutama menentukan profitabilitas dari perikanan) diperlihatkan pada Gambar 1. Juga diperlihatkan adalah kelimpahan dari stok. Sekali perikanan berkembang perubahan-perubahan dalam CPUE akan berkaitan sangat dekat dengan perubahan-perubahan dalam kelimpahan, tetapi pada tingkat-tingkat awal CPUE akan rendah sebab nelayan-nelayan belum akan belajar alat yang terbaik, daerah-daerah penangkapan, dsb., meskipun demikia kelimpahan adalah tinggi.
Pada fase awal masalah-masalah dan pertanyaan-pertanyaan adalah sederhana. Berapa besar stok? Berapa banyak yang dapat diambil dengan aman setiap tahun? Berapa barangkali besarnya laju-laju tangkap dari kapal-kapal tipe-tipe yang berbeda (tertentu)? Bagaimana laju-laju tangkap ini berubah dengan berkembangnya perikanan? Pertanyaan-pertanyaan ini tidak dapat dijawab dengan teliti. Pada permulaannya biasanya akan cukup untuk mengetahui apakah yield tahunan yang mungkin adalah sekitar 10 000 ton, atau 100 ton, atau lebih besar, dengan maksud untuk memutuskan pendekatan kepada pengembangan – apakah bermanfaat untuk menempatkan upaya yang besar ke dalam pengembangan, dan berapa besar perikanannya, dengan fasilitas-fasilitas pantai yang bersangkutan (pendingin, pabrik pengolahan, dan sebagainya) untuk yang dimaksudkan (to aim at). Jawabannya tidak perlu tepat walaupun hendaknya ia ditekankan bahwa karena semua dari ketidakpastian tercakup (involved), rencana-rencana awal hendaknya selalu untuk suatu hasil tangkapan total yang adalah suatu fraksi (mungkin setengah atau sepertiga) dari dugaan potensi. Besarnya perikanan – jumlah kapal, dan sebagainya – selalu dapat ditingkatkan jika perikanan awal berhasil, dan pendugaan dari pengaruh-pengaruh dari besarnya prikanan ini memperlihatkan bahwa pengembangan lebih jauh adalah memungkinkan (feasible). Ini jauh lebih sulit, dan barangkali meliputi kehilangan-kehilangan yang besar, untuk mereduksi besarnya suatu perikanan –meliputi menjual kapal-kapal, dan mengeluarkan nelayan-nelayan dari pekerjaannya– jika investasi awal adalah terlalu optimistik.
Ketika perikanan dalam fase perkembangan barangkali tidak ada masalah-masalah yang nyata. Inilah waktu dimana setiap orang berbahagia. Para nelayan mendapat keuntungan yang bagus dan, dalam kebanyakan kasus, menaruh keuntungan-keuntungan ini kembali ke dalam perikanan untuk membeli kapal-kapal baru yang lebih besar – sering dengan dorongan (encouragement) dari otoritas-otoritas pajak yang mengijinkan pembebasan-pembebasan (exemptions) pajak untuk keuntungan-keuntungan untuk diinvestasikan kembali kepada penangkapan. Administrator merasa ia dapat duduk bersantai-santai berbahagia dengan suksesnya program pengembangan. Ini adalah bohong. Setelah periode sukses, keuntungan-keuntungan dan pertumbuhan fase ini sering berakhir dengan tiba-tiba (abruptly) dengan tereksploitasi penuhnya (fully exploited) stok. Hasil tangkapan total berhenti naik (dan mungkin malahan menurun), CPUE jatuh di bawah tingkat-tingkat yang dapat diterima, dan keuntungan-kuntungan berbalik menjadi kerugian-kerugian. Sebab dari penundaan (delays) dalam system - keputusan-keputusan untuk membangun kapal-kapal baru atau yang lebih besar biasanya didasarkan pada hasil-hasil tangkapan yang baru lewat, dan tidak (barangkali lebih kecil) hasil-hasil tankapan yang akan terjadi bilamana kapal adalah dalam kenyataannya menangkap – fase perkembangan barangkali berakhir, paling sedikit secara temporer, dalam suatu keadaan yang malahan lebih jelek dari ekspansi yang berlebihan dari pada posisi ekuilibrium dari keuntungan nol yang diprediksi oleh teori ekonomi yang sederhana (misalnya, Gordon, 1954; Anderson, 1977). Ini dapat dicegah jika jika diambil langkah ketika perikanan masih berkembang secara aktif. Aksi ini mungkin tidak lebih dari pada penarikan (withdrawal) dari insentif khusus (keringanan-keringanan pajak/tax reliefs, mesin-mesin bebas pajak/duty-free engines, dan sebagainya) diperkenalkan untuk merangsang perkembangan. Langkah-langkah yang lebih membatasi (restrictives), misalnya pembatasan yang masuk ke dalam perikanan, yang biasanya dipertimbangkan hanya setelah armada penangkap telah tumbuh jauh terlalu besar, akan kurang sulit diperkenalkan bilamana perikanan kurang dari pada berkembang secara penuh (fully developed). Menghentikan peserta (entrants) yang baru datang ke dalam suatu perikanan adalah lebih mudah dari pada menghilangkan nelayan-nelayan yang ada atau kapal-kapal dari suatu perikanan yang dieksploitasi secara berlebihan.
Aksi-aksi yang terliput (involved) barangkali akan ditujukan dalam terma yang agak general, untuk melambatkan langkah (pace) ekspansi, dan memerlukan advis bersangkutan yang luas. Yang paling penting adalah suatu dugaan dari besarnya potensi dari perikanan (hasil tangkapan tahunan rata-rata, jumlah kapal yang dapat didukung), dan besarnya perikanan saat ini relative terhadap potensi ini.
Fase perkembangan yang berlebihan yang biasanya adalah waktu yang krisis dalam perikanan, adalah fase pada pertanyaan yang spesifik diberikan kepada ilmuwan-ilmuwan pendugaan stok untuk pertama kali. Setara dengan pertanyaan tersebut adalah strategi, dan mengulangi pertanyaan yang luas dari fase sebelumnya dalam bentuk yang lebih spesifik – bagaimana jumlah penangkapan saat ini dibandingkan dengan yang diperlukan untuk mencapai kebijakan yang obyektif (misalnya, memaksimumkan hasil tangkapan total, atau keuntungan ekonomi bersih dari perikanan). Jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini dapat memperlihatkan arah dari perubahan dalam pola dari penangkapan (kapal-kapal lebih sedikit, proteksi ikan yuwana kecil) yang diperlukan untuk menggerakkan perikanan kea rah keadaan yang lebih diinginkan. Kelas kedua bersangkutan dengan pertanyaan-pertanyaan taktik, misalny apa pengaruh-pengaruh dari memperbesar ukuran mata jaring minimum, sebagai suatu alat untuk memproteksi ikan-ikan kecil, atau membatasi hasil tangkapan total dalam musim yang akan datang. Dua pengaruh dari langkah-langkah yang mungkin adalah hendaknya selalu diperiksa disajikan kepada para pembuat keputusan: the mediate effect –yang hampir selalu akan memerlukan suatu pengorbanan jangka-pendek dari para nelayan– dan long-term effect – bilamana nelayan-nelayan akan memperoleh pengaruh-pengaruh yang menguntungkan dari regulasi-regulasi.
Gambar 1. Fase-fase utama dari perkembangan suatu perikanan yang tipikal.
Dengan diperkenalkannya langkah-langkah managemen, dan perikanan memasuki fase keempat, lalu penekanan pada pertanyaan-pertanyaan taktis ini, dan diperlukan jawaban-jawaban yang lebih rinci. Administrator mungkin ingin mengetahui, sebagai contoh, bagaimana kuota hasil tangkapan hendaknya disesuaikan dari tahun ke tahun untuk memperhitungkan kondisi-kondisi alam yang baik dan tidak baik. Batas-batas pada penangkapan mekanisasi di-set pada suatu jarak yang seragam dari pantai dengan maksud untuk memisahkan metode-metode penangkapan mekanisasi dan tradisional dapat dimodifikasi secara local untuk memperhitungkan variasi-variasi dalam distribusi dari spesies ikan yang berbeda-beda.
1.2 Konsep Stok
Konsep dasar dalam mendeskripsikan dinamika suatu sumberdaya perairan yang dieksploitasi adalah “stok”. Suatu stok adalah sub-gugus dari suatu “spesies” yang umumnya dianggap sebagai unit taksonomi dasar (Sparre dan Venema, 1999). Ilmuwan perikanan harus menguasai teknik-teknik teknik-teknik identifikasi spesies jika harus menghasilkan pengkaian stok yang bermanfaat dari data yang dikumpulkan. Stok juga diartikan sebagai suatu sub-gugus dari suatu spesies yang mempunyai parameter pertumbuhan dan mortalitas yang sama, dan menghuni suatu wilayah geografis tertentu.
Cushing (1968) dalam Sparre dan Venema (1999) mendefinisikan stok sebagai sesuatu yang memiliki daerah pemijahan tuggal di mana hewan dewasanya akan kembali dari tahun-ke tahun. Larkin (1972) mendefinisikan stok sebagai “suatu populasi organisme yang memiliki kumpulan gen yang sama dan terpisah, yang dipertimbangan sebagai suatu sistem mandiri yang kekal dan dapat dikelola.
Ricker (1975) mendefinisikan stok sebagai “bagian dari suatu populasi ikan yang berada di bawah pertimbangan dalam pemanfaatannya baik secara aktual maupun potensial.”
Barangkali definisi yang paling cocok dalam konteks pendugaan stok adalah yang dikemukakan oleh Gulland (1983) dalam Sparre dan Venema (1999) yang menyatakan bahwa untuk keperluan pengelolaan perikanan, definisi “suat stok” merupakan masalah operasional, yakni suatu sub-kelompok dari suatu spesies dapat diperlakukan sebagai satu stok jika perbedaan-perbedaan dalam kelompok tersebut dan “pencampuran” dengan kelompok lain mungkin dapat diabaikan tanpa membuat kesimpulan yang tidak absah.
Ini berarti akan lebih baik untuk memulai pendugaan stok untuk seluruh wilyah sebaran spesies tertentu, sejauh tidak ada petunjuk adanya unit stok lain yang terpisah di wilayah tersebut. Jika kemudian tampak jelas adanya beberapa parameter petumbuhan dan mortalitas yang berbeda nyata di beberapa wilayah sebaran spesies tersebut, maka akan diperlukan pendugaan spesies dengan berbasis stok. Identifikasi stok yang terpisah merupakan hal yang rumit, yang biasanya memerlukan pengumpulan dan analisis data bertahun-tahun (Sparre dan Venema, 1999).
Sifat utama suatu stok adalah jika parameter pertumbuhan dan mortalitas tetap konstan di seluruh wilayah penyebarannya. Sebagai contoh, kita coba pisahkan suatu wilayah menjadi dua, subwilayah A dan B:
Parameter pertumbuhan dan mortalitas di sub wilayah A dan B hams sama, atau dengan kata lain:
- Hewan di subwilayah A hams mempunyai laju pertumbuhan yang sama dengan hewan yang ada di subwilayah B
- Hewan di subwilayah A harus mempunyai peluang kematian yang sama dengan hewan yang ada di subwilayah B
1.3 Tujuan Utama Pendugaan Stok
Maksud dari pendugaan stok adalah memberikan saran tentang pemanfaatan yang optimum sumberdaya hayati perairan seperti ikan dan udang. Sumberdaya hayati bersifat terbatas tapi dapat memperbaharui dirinya, dan pendugaan stok ikan dapat diartikan sebagai upaya pencarian tingkat pemanfaatan yang dalam jangka panjang memberikan hasil tangkapan maksimum dalam bentuk bobot (Sparre dan Venema, 1999).
Gambar 2. melukiskan tujuan dasar dari pendugaan stok. Pada sumbu mendatar adalah upaya penangkapan yang diukur, misalnya, jumlah hari kapal penangkap. Sumbu tegak adalah hasil tangkapan, yakni ikan yang didaratkan dalam berat (Jika yang didaratkan terdiri atas beberapa kelompok hewan, misalnya udang, ikan dan cumi-cumi, akan lebh baik lagi jika menyatakan hasil tangkapannya dalam nilai). Tampak bahwa sampai tingkat tertentu kita memperoleh hasil tangkapan sejalan dengan peningkatan upaya penangkapan, tetapi setelah tingkat tersebut embaharuan sumberdaya (reproduksi dan pertumbuhan tubuh) tidak dapat mengimbangi penangkapan, dan peningkatan tingkat eksploitasi lebih jauh akan akan menjurus kepada pengurangan hasil tangkapan (Sparre dan Venema, 1999).
Gambar 2. Tujuan dasar pendugaan stok.
Tingkat upaya penangkapan yang dalam jangka panjang memberikan hasil tertinggi disebut FMSY dan hasil tangkapannya disebut MSY (Maximum Sustainable Yield, Hasil tangkapan Maksimum Lestari). Ungkapan “dalam jangka panjang” digunakan karena seseorang dapat memperoleh hasil yang tinggi dalam tahun tertantu lalu serentak meningkatkan upaya penangkapan, tapi diikuti dengan hasil yang makin berkurang pada tahun-tahun berikutnya karena sumberdayanya telah ditangkap. Biasanya, kita tidak tertuju kepada hasil tertinggi pada suatu tahun tertentu, tapi pada suatu strategi penangkapan yang memberikan hasil tangkapan tertinggi secara tetapi tahun demi tahun.
1.4 Metode-metode Pendugaan Stok
Deskripsi suatu perikanan terdiri dari tiga unsur dasar:
- Masukan (upaya penangkapan, misalnya jumlah hari penangkapan)
- Luaran (ikan yang didaratkan)
- Proses-proses yang menghubungkan masukan dan keluaran (proses biologi dan operasi penangkapan)
Proses yang sebenarnya mulai dari sejumlah hari penangkapan dengan sejumlah kapal tertentu sampai kepada sejumlah ikan tertentu yang didaratkan, benar-benar sangat rumit. Tetapi, prinsip dasarnya biasanya dapat dipahami dengan baik, hingga dengan memproses data masukan dengan bantuan modelmodel kita dapat meramalkan luarannya
Suatu model adalah baik jika model tersebut dapat meramalkan luaran dengan ketepatan yang masuk akal. Tetapi, karena model tersebut merupakan penyederhanaan dari keadaan sebenarnya, akan jarang sekali (dan hanya kebetulan) tepat.
Gambar 3. Bagan alur umum pendugaan stok ikan
Pendugaan stok ikan melibatkan lima langkah dasar seperti pada Gambar 3. Langkah pertama adalah mengumpulkan data pada perikanan, yang merupakan MASUKAN untuk pengkajian, yang sering harus ditambah dengan asumsi atau perkiraan kualifaid. Lalu datanya kita olah dengan menerapkan suatu model untuk menduga parameter pertumbuhan dan mortalitas, yang merupakan LUARAN dari pengolahan "data historis". (Kata "historis" digunakan untuk membedakannya dari proses berikutnya, yakni peramalan hasil masa mendatang). Peramalan ini didasarkan atau LUARAN (= MASUKAN) terdahulu dan pada model, dan peramalan tersebut diulangi untuk sejurnlah pilihanpilihan altematif. (Pilihan tersebut bisa berupa, misalnya, suatu pengurangan upaya penangkapan sekitar 10%, 20% dan 30%, tak ada perubahan atau penambahan upaya penangkapan sekitar 10%, 20% dan 30%). Satu yang terbaik di antara asumsi alternatiftersebut kemudian dipilih sebagai LUARAN akhir. Data MASUKAN yang asli dapat berupa data hasil survei atau data yang diambil dari contoh perikanan komersil atau gabungan keduanya.
Model-model yang digunakan oleh perikanan dapat dengan baik dikelompokkan menjadi dua (Schaefer, 1974). Pertama, mereka yang memperlakukan populasi ikan sebagai keseluruhan, dengan mempertimbangkan perubahan-perubahan dalam biomassa total, tanpa referensi kepada strukturnya (komposisi umur, dsb.), dan kedua, mereka yang mempertimbangkan populasi sebagai jumlah dari individunya, dan peduli dengan laju pertumbuhan dan mortalitas dari individu-individu. Tipe model yang pertama dilakukan oleh Schaefer (1954, 1957), walaupun dijelaskan garis besarnya lebih dulu dalam model kurva sigmoid dari Graham (1939). Kedua, model pool dynamic, terutama mengacu pada penelitian Ricker (1948, 1958) dan Beverton dan Holt (1957), walaupun jauh sebelumnya sudah dilakukan oleh Baranov (1918).
Rangkuman
Pendugaan stok merupakan studi ilmiah untuk menentukan produktivitas suatu sumberdaya perikanan, pengaruh penangkapan pada sumberdaya tersebut, dan dampak sumberdaya akibat perubahan-perubahan pola penangkapan, misalnya, implementasi kebijakan-kebijakan pengelolaan dan pengembangannya.
Pendugaan stok meliputi penggunaan berbagai perhitungan statistika dan matematika untuk membuat prediksi kuantitatif tentang reaksi dari populasi ikan terhadap pilihan pengelolaan alternatif.
Pendugaan stok adalah upaya memberikan saran tentang pemanfaatan yang optimum sumberdaya hayati perairan seperti ikan dan udang. Sumberdaya hayati bersifat terbatas tapi dapat memperbaharui dirinya, dan pendugaan stok ikan dapat diartikan sebagai upaya pencarian tingkat pemanfaatan yang dalam jangka panjang memberikan hasil tangkapan maksimum dalam bentuk bobot.
Tes Formatif
Daftar Pustaka
- Beverton, R.J.H. and S.J. Holt. 1957. On the Dynamics of Exploited Fish Populations. Fish. Invest. London, Ser II, 19:533.
- Caddy, J.F. and R. Mahon. 1995. Reference Points for Fisheries Management. FAO. Fish. Tech. Pap., (347):83 p.
- Cadima, E.L. 2003. Fish Stock Assessment Manual. FAO Fish. Tech. Pap., (393):161 p
- Cushing, D.H. 1981. Fisheries Biology. A Study in Population Dynamics. 2nd Ed. The Univ. of Wsconsin Press, Wisconsin. 295 p.
- Everhart, W.H., A.W. Eipper and W.D. Youngs. 1953. Principles of Fishery Science. Cornell Univ. Press, Ithaca. 288 p.
- Gulland, J.A. 1969. Manual of Methods for Fish Stock Assessment. Part 1. Fish Population Analysis. FAO Man. Fish. Sci., (4):154 p.
- __________. 1974. The Management of Marine Fisheries. Bristol: Scientechnica (Publishers) LTD. 198 p.
- ___________. 1983a. Fish Stock Assessment. A Manual of Basic Methods. FAO/Wiley on Food and Agriculture. A Wiley-Interscience Publications. John Wiley & Sons. Chichester. 223 p.
- ___________. 1983b. Stock Assessment: Why? FAO Fish. Circ., (759):18 p.
- Jones, R. 1984. Assessing the Effects of Changes in Exploitation Patterns Using Length Compositian Data. (With Notes on VPA and Cohort Analysis). FAO Fish. Tech. Pap., (256):118 p.
- Haddon, M. 2001. Modelling and Quantitatif Methods in Fisheries. Revised Printing. Chapman & Hall/CRC. A CRC Press Co. Boca Raton. 406 p.
- Hilborn, R and C.J. Walters. 1992. Quantitative Fisheries Stock Assessment. Choice, Dynamics and Uncertainty. Chapman and Hall, New York. 570 p.
- King, M. 1995. Fisheries Biology, Assessment and Management. Fishing News Books, London. 341 p.
- Lasse, H. and P. Medley. 2001. Virtual Population Analysis. A Practical Manual for Stock Assessment. FAO Fish. Tech. Pap.,(400):129 p.
- Merta, IG.S. 1992. Dinamika Populasi Ikan Lemuru, Sardinella lemuru Bleeker 1853 (Pisces: Clupeidae) di Perairan Selat Bali dan Alternatif Pengelolaannya. Program Pascasarjana, I.P.B. 201 hal.
- Pauly, D. 1984. Fish Population Dynamics in Tropical Waters: A Manual for Use with Programmable Calculators. ICLARM Contributions No. 143. ICLARM, Manila. 325 p.
- Pitcher, T.J. andP.J.B. Hart. 1982. Fisheries Ecology. Croom Helm, London. 414 p.
- Ricker, W.E. 1975. Computation and Interpretation of Biological Statistics of Fish Populations. Bull. Fish. Res. Bd. Can., (191):382 p.
- Sainsbury, K and T. Polacheck. 1994. The Use of Biological Reference Points foe Defining Recruitment Overfishing, with an Application to Southern Bluefin Tuna. In Popultion Dynamics for Fisheries Management, D.A Hancock, ed. P. 265-274.
- Sanders, M.J. 1995. Introduction to Thompson and Bell Yield Analysis Using Exel Spreadsheets. FAO Fish. Circ., (895):21 p.
- Sparre, P. dan S.C. Venema. 1999. Introduksi Pendugaan Stok Ikan Tropis. Buku 1. Manual. Pus. Lit. Bang. Kan., Jakarta. 438 p. Edisi Bahasa Indonesia.
- ________________________. 1999. Introduction to tropical fish stock assessment: Part 1 Manual. FAO
- ________________________. 1999. Introduction to tropical fish stock assessment: Part 2 Exercises. FAO
- Widodo, J. 1986. Dynamic Pool Models and Management of Fisheries. Oseana, 11(2):36-47.
- Widodo, J. 1988. Population Dynamics and Management of “Ikan Layang”, Scad Mackerel, Decapterus spp., (Pisces: Carangidae) in the Java Sea. PhD Dissertation. Univ. Wash., Seattle. 150 p.
- Wilimovsky, N.J. and E.C. Wiclund. 1963. Tabel of the Incomplete Beta Functions for the Calculation of Fish Population Yield. Univ. Brit. Coll., van Couver, Canaca. 291 p.
2 Comments
Bagaimana kondisi stok perikanan saat ini?
ReplyDeleteKondisi stok perikanan semakin membaik karena adanya kebijakan moratorium yang dkeluarkan KKP, walaupun penghitungannya masih memerlukan kajian lebih lanjut. Thanks
ReplyDelete