Pendataan Perikanan
Pendahuluan
Salah satu penghalang yang paling umum dalam melakukan pendugaan stok adalah ketidakcukupan data. Ini sering terjadi sebab pengguna utama dari data – ilmuwan pendugaan stok– tidak mempunyai kontrol langsung dalam pengumpulan datanya, terutama statistik perikanan komersial. Menjadi penting bahwa mereka yang mempunyai kontrol pengumpulan data mempunyai suatu pemahaman yang baik mengapa ia diperlukan, dan apa yang diperlukan (tipe data, rincian yang diperlukan, ketepatan yang diinginkan, dan sebagainya) (Gulland, 1983).
Butir pertama yang perlu ditekankan adalah sebagaimana masalah-masalah dalam perikanan berubah, dan tipe saran pendugaan stok berubah, maka juga data yang diperlukan berubah. Butir kedua adalah, sebagaimana studi-studi pendugaan stok hendaknya dilaksaanakan sebelum informasi yang diperlukan menjadi urgen, maka pengumpulan data haruslah mendahului analisis. Ini berarti bahwa sistem pengumpulan data hendaknya dirancang tidak hanya berkaitan dengan masalah-masalah saat ini, tetapi untuk masalah-masalah yang akan muncul di masa depan. Data serial yang dikumpulkan bertahun-tahun, jauh lebih bermanfaat dari pada pengamatan-pengamatan dalam satu tahun atau dalam suatu periode yang pendek. Data yang diperlukan berasal dari dua sumber yaitu perikanan itu sendiri, dan studi-studi khusus.
Tujuan
Setelah mempelajari Bahan Pembelajaran ini, Anda diharapkan dapat mengerjakan pendataan perikanan dan teknik samplingnya yang meliputi sampling penangkapan komersial, estimasi penangkapan total dalam berat terhadap spesies tertentu dan estimasi komposisi Panjang terhadap spesies tertentu dalam penangkaan total.
Dengan pemahaman yang baik tentang pendataan perikanan dan teknik samplingnya, maka diharapkan anda dapat menyelesaikan soal soal yang berkaitan dengan pendataan perikanan dan teknik samplingnya.
Bahan Bacaan
2.1 Data dari Perikanan
Data yang paling penting dari perikanan adalah informasi mengenai hasil tangkapan total. Ini biasanya diperoleh dari statistik kuantitas yang didaratkan. Ini harus disesuaikan, dengan menggunakan faktor konversi yang sesuai, untuk memperhitungkan setiap pemrosesan (menghilangkan isi perut, kepala, dan sebagainya) yang dikerjakan sebelum ikan didaratkan. Haruslah diperhitungkan juga untuk semua ikan kecil atau ikan yang tidak dapat dipasarkan yang dibuang di laut, meskipun ini dapat menyulitkan. Selain dari mengetahui berat ikan yang didaratkan, adalah juga diinginkan untuk mengetahui di mana ikan di daratkan (yang, terpisah dari nilai-nilai ekonomi dan sosial, adalah berguna sebagai suatu panduan di mana ikan ditangkap), tipe kapal (jika ada) dan alat yang digunakan untuk mengambil hasil tangkapan, dan spesiesnya.
Informasi minimum yang diperlukan untuk pendugaan stok tergantung pada metode yang diadopsi. Model-model produksi umum, kelompok model pertama yang telah dikemukakan di atas, berkaitan dengan hubungan antara data hasil tangkapan dan upaya penangkapan. Untuk aplikasi tipe model ini, diperlukan data hasil tangkapan dan upaya penangkapan runtun waktu, yang hendaknya paling sedikit selama 10 tahun (Jones, 1984).
Model Beverton dan Holt yang masuk kelompok kedua, berkaitan dengan hubungan antara data hasil tangkapan di satu pihak dan pertumbuhan serta mortalitas di pihak lain. Untuk pendugaan stok perikanan di perairan tropis dimana tidak dapat dilakukan pembacaan umur, maka data yang digunakan dalam model ini adalah data komposisi panjang yang representatif dengan hasil tangkapan atau stok, atau idealnya keduanya (Jones, 1984). Jika berhubungan dengan suatu spesies yang tidak dapat ditentukan umurnya, informasi tentang pertumbuhan dan mortalitas haruslah diperoleh secara langsung dari komposisi-komposisi panjang. Untuk menduga parameter-parameter pertumbuhan, contoh-contoh yang berurutan selama suatu periode beberapa tahun mungkin cukup, untuk menduga mortalitas, diperlukan komposisi-komposisi panjang untuk suatu periode yang jauh lebih panjang (Jones, 1984). Hal ini untuk menjamin bahwa bilamana semua data digabung menjadi satu komposisi panjang tunggal, menyeluruh, hendaknya ada data beberapa tahun yang cukup untuk menghaluskan pengaruh-pengaruh dari fluktuasi-fluktuasi rekrutmen.
Suatu keuntungan besar dari pendekatan-pendekaan Beverton dan Holt adalah bahwa kita mendapatkan hasil-hasil yang bermanfaat malahan apabila data yang tersdia sangat tidak baik (very poor). Ini disebabkan pada kebanyakan stok yang dieksploitasi, status saat ini berada dalam keadaan di mana panjang pertama kali tertangkapnya kecil dan laju mortalitas penangkapannya besar (Jones, 1984).
Untuk beberapa spesies (terutama spesies-spesies perairan tropis), tidak memungkinkan menentukan umur individu-individu, sehingga teknik-teknik pendugaan stok yang berbasis umur tidak dapat diterapkan. Tetapi, dapat digunakan data komposisi pajang, dengan pertama-tama membuat beberapa asumsi tentang bentuk hubungan antara panjang dan umur (Jones, 1984).
2.2 Pengambilan Contoh Frekuensi Panjang
Data frekuensi panjang membentuk dasar dari metode-metode pendugaan stok tipe Beverton dan Holt. Apakah metode analisis diterapkan langsung pada suatu komposisi panjang , atau secara tidak langsung pada suatu komposisi umur yang telah diturunkan dari suatu komposisi panjang?
Syarat-syarat yang esensial dari suatu program pengambilan contoh adalah bahwa hendaknya dapat menyediakan suatu komposisi panjang yang mewakili, baik dari hasil tangkapan (semua ikan yang diambil dari laut oleh penangkapan), atau dari stok.
2.2.1 Komposisi panjang dari hasil tangkapan komersial
Prinsipnya data ini dapat diperoleh secara langsung dengan mengirimkan pengukur-pengukur ke laut di atas kapal komersial. Dalam praktiknya akan diperlukan program stratifikasi untuk menyajikan samplel dari setiap jenis kapal dan daerah penangkapannya. Informasi tentang kontribusi relatif dari setiap jenis kapal dan pada setiap daerah penangkapan akan juga diperlukan agar berbagai sampel dapat digabung dalam proporsi yang sesuai (Jones, 1984). Alternatifnya, komposisi-komposisi panjang dari hasil-hasil tangkapan komersial dapat diperoleh dengan mengambil contoh pada pendaratan-pendaratan di pantai dan dengan mengirim pengukur-pengukur ke laut di atas kapal komersial untuk menentukan komposisi-komposisi panjang dari ikan-ikan yang dibuang ke laut. Sehingga dapat diduga berapa sebenarnya ikan-ikan yang tertangkap dan seharusnya juga didaratkan. Oleh karena itu mengirimkan observer di atas kapal penangkap adalah merupakan cara terbaik untuk mengukur contoh panjang-panjang ikan yang tertangkap.
2.2.2 Komposisi panjang dari stok
Data ini dapat diperoleh dengan mengambil sample dengan kapal penelitian atau kapal penangkap yang disewa. Diperlukan suatu program stratifikasi, tetapi dalam hal ini stratifikasi hendaknya mengacu pada distribusi dari stok.
Pada prinsipnya, suatu program pengambilan contoh dapat dirancang untuk menyediakan informasi tentang komposisi panjang dari hasil tangkapan komersial begitu juga stok. Ini akan dapat dicapai dengan mengkombinasikan sample-sampel dengan cara yang berbeda-beda. Sebagai contoh untuk menduga komposisi panjang dari stok, sampel individual harus digabung dengan cara memperhitungkan distribusi dari stok. Cara ini dapat menggabung sampel secara sederhana berdasarkan area sampel secara representatif (Jones, 1984).
Untuk menduga komposisi panjang dari hasil-hasil tangkapan komersial, di lain pihak, sampel harus diambil secara representatif dari hasil-hasil tangkapan komersial pada darah-daerah penangkapan yang berbeda-beda. Kemudian digabung dalam proporsi jumlah dari hasil tangkapan komersial dari setiap daerah penangkapan. Dalam praktik, bagaimanapun juga, ini akan menjadi realistis jika perikanan dengan satu jenis kapal, dan dalam situasi di mana kapal sampling jenisnya sama dengan yang ada pada kapal komerial (Jones, 1954).
2.2.3 Definisi panjang badan
Panjang badan diartikan sebagai panjang rata-rata dari suatu kohort. Ukuran sebenarnya dari panjang badan tidaklah penting. Hal yang penting adalah menetapkan pengukuran pada suatu biota yang akan digunakan. Contohnya pada cumi-cumi, gurita, abalone, simping dan teripang. Untuk hewan berkulit keras atau ‘ber-skleton’ tidak ada masalah dalam menetukan ukuran panjang yang cocok (ikan, krustase dan moluska dengan cangkang), juga moluska dengan bentuk badan yang relatif konstan misalnya (cumi-cumi). Tapi untuk hewan dengan badan lentur (misalnya gurita, teripang, atau ubur-ubur) akan menjadi masalah. Dalam hal tertentu mungkin akan lebih baik menggunakan bobot badan daripada panjang, karena ukuran bobot dapat diukur dengan akurasi yang lebih tinggi.
Gambar 4. Definisi Panjang badan(Sparre dan Venema, 1999)
2.2.4 Umur dan rekrutmen
Yang dimaksud dengan umur yaitu rata-rata umur kohort. Untuk menentukan umur kita harus mulai dengan definisi “hari lahir”. Definisi biologi yang jelas tentang “hari lahir” adalah hari menetasnya larva dari telur. Kita katakana bahwa ikan yang baru ditetaskan berumur nol. Umpama Tr adalah umur termuda dimana ikan amat rentan terhadap alat. Ikan berumur Tr disebut “rekrut”. Dengan “rekrutmen” kita artikan sebagai jumlah rekrut, yakni jumlah ikan yang telah mencapai umur Tr selama satu “musim rekrutmen”. “Intensitas rekrutmen” adalah jumlah rekrut per satuan waktu.
2.2.5 Asumsi yang mendasari sampel acak
Sangat sulit atau bahkan tidak mungkin untuk mendapatkan sampel acak secara murni. Jika misalnya ikan yuwana berada di daerah asuhan tertentu, yang tidak berdekatan dengan daerah penangkapan dimana sampel berasal, ikan yuwana tersebut tidak akan atau kurang terwakili dalam sampel. Masalah yang ditimbulkan yaitu alat tangkap yang digunakan, alat tangkap yang digunakan hanya bisa menangkap ikan yang berukuran besar saja, sedangkan ikan kecil tidak tertangkap karena mata jaring terlalu besar. Suatu sifat ikan yang dipercayai dapat menimbulkan bias yang serius adalah ruaya, ikan pelagis seperti kembung, layang dan tuna melakukan ruaya yang jauh untuk mencari makan atau sekedar melakukan pemijahan.
2.3 Data perikanan dependen
Pendugaan stok juga mengandung semua data mentah yang digunakan dalam kajian dan pemaparan metode yang digunakan untuk mengumpulkan data. Teknik matematika dan statistik yang digunakan untuk melakukan pendugaan stok disebut sebagai model pendugaan. Para ilmuwan membandingkan berbagai asumsi dalam model pendugaan yang ditentukan dan juga dapat memeriksa berbagai model pendugaan yang berbeda. Pada akhirnya, para ilmuwan pendugaan stok akan memperkirakan status stok relatif terhadap pengelolaan target dan memprediksi status masa depan stok yang dipilih pengelola. Mereka juga akan menjelaskan hasil yang paling mungkin dari opsi-opsi tersebut dan ketidakpastian sekitar hasilnya
Sumber yang paling umum dari data perikanan dependen adalah catatan pendaratan dan sampel dari pelabuhan. Catatan pendaratan yang langsung hasilnya diketahui dari penjualan ikan yang ditangkap, memberikan informasi hanya pada tangkapan yang didaratkan. Data yang disajikan sering dalam bentuk total berat badan dan jarang sekali menggunakan data total jumlah ikan.
Ketika pasar untuk spesies tertentu memiliki beberapa kategori ukuran, catatan pendaratan dapat memberikan beberapa informasi mentah pada distribusi ukuran hasil tangkapan, tapi informasi tersebut kurang begitu tepat digunakan secara langsung dalam pendugaan stok. Bentuk lain dari data yang diperlukan untuk memilah-memilah catatan pendaratan ini ke dalam ukuran atau distribusi usia tertentu.
Sampling di Pelabuhan
Sebagian penangkapan pariwisata maupun perdagangan diambil sampelnya di dok berdasarkan ukuran dan umur yang dilakukan oleh para ilmuwan pemerintah yang dikenal sebagai pengamat (observer) pelabuhan atau agen pelabuhan. Ketika para observer mengambil sampel dari nelayan pariwisata survei ini disebut survei creel (kembu/kepis = bakul ikan). Dalam pengambilan sampel diantara penangkapan pariwisata dan perdagangan, pengukuran ikan dilakukan di tempat. Akan tetapi penentuan usia ikan, bagaimana pun membutuhkan pengambilan sampel biologis yang akan dievaluasi di laboratorium.
Para ilmuwan dapat menentukan usia ikan dengan menghitung lingkaran pertumbuhan pada sisik atau otolith (tulang telinga), seperti menghitung lingkaran pohon. Karena usia ikan harus ditentukan di laboratorium, lebih banyak sampel yang diambil berdasarkan panjangnya daripada sampel usia. Para ilmuwan kemudian memperkirakan frekuensi panjang, atau jumlah total ikan yang didaratkan di kelompok panjangnya. Perkiraan ini dihitung untuk setiap mata jaring secara terpisah , karena masing-masing peralatan mungkin memiliki distribusi frekuensi panjang sendiri.
Sebagai contoh, jika 80% sampel ikan yang tertangkap gill net dengan ukuran tertentu, diasumsikan bahwa 80% dari total jumlah ikan yang didaratkan tertangkap oleh gill net dengan ukuran mata jarring tersebut. Tetapi gill net dengan ukuran mata jaring yang besar atau lebih kecil akan memiliki distribusi frekuensi panjang tersendiri. Jika data sampel panjang tidak memungkinkan, ilmuwan tidak bisa mendapatkan informasi yang cukup untuk memperkirakan panjang distribusi.
Dengan pengambilan sampel berdasarkan ukuran dan usia dari sejumlah individu ikan, para ilmuwan dapat menentukan cara memperkirakan umur ikan berdasarkan panjangnya. Ilmuwan perikanan menggunakan perkiraan ini untuk mengembangkan sebuah tabel panjang umur, atau kunci panjang umur ikan. Tabel ini memungkinkan ilmuwan pendugaan stok mengkonversi distribusi panjang dari hasil tangkapan yang didaratkan (berdasarkan dari banyaknya sampel) ke dalam distribusi usia dari hasil tangkapan yang mendarat.
Observer (Pengamat) di Atas Kapal
Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih luas tentang perikanan komersial yang berinteraksi dengan berbagai spesies, pegawai pemerintah yang dikenal sebagai observer di atas kapal kadang-kadang ikut di kapal penangkap ikan. Pengamat dilatih untuk menentukan ukuran sampel dan kadang-kadang usia tangkapan, dan memperkirakan bukan tangkapan utama (tangkapan sampingan) dan bukan hasil tangkapan yang dituju.
Bycatch (tangkapan sampingan) adalah ikan yang ditangkap selama proses penangkapan ikan yang tidak secara khusus ditargetkan untuk ditangkap. Tidak semua bycatch merupakan buangan. Sejumlah bycatch yang dibawa ke darat dicatat oleh observer pelabuhan. Bycacth yang dibuang (karena ukuran tidak diharapkan, jenis kelamin atau spesies, atau karena terbatasnya waktu atau kouta penangkapan) disebut discard (tangkapan buangan). Semua yang dibuang berbentuk bycatch. Hanya sebagian dari bycatch yang di buang dapat bertahan hidup selama proses penangkapan dan pembuangan, yang berarti bahwa perkiraan tangkapan yang didaratkan akan diabaikan, seperti total jumlah penangkapan ikan yang berkaitan dengan kematian atau mortalitas. .
Biasanya hanya sebagian dari kapal-kapal perikanan yang membawa obsever di kapal. Untuk menghasilkan perkiraan armada yang melakukan pembuangan, ilmuwan menganggap bahwa kapal yang tidak diamati sama seperti kapal yang sedang diamati. Ilmuwan sering menghitung distribusi frekuensi-panjang dari discard, yang memungkinkan mereka untuk memperkirakan jumlah ikan yang dibuang untuk setiap kelas panjang pada seluruh armada. Untuk mengambarkan Tabel panjang-umur, para ilmuwan kemudian dapat memperkirakan jumlah discard setiap kelompok umur
Dengan tidak adanya observer kapal, ilmuwan dipaksa untuk membuat asumsi tentang berapa banyak ikan yang dibuang. Mereka sering mengatur jumlah buangan sama dengan beberapa bagian hasil tangkapan yang di daratkan, berdasarkan penelitian sebelumnya. Ilmuwan juga mengacu pada penelitian sebelumnya untuk memperkirakan kematian akibat discards (tingkat kematian ikan karena discard).
Buku log dan Laporan Perjalanan kapal
Pada beberapa perikanan komersial, baik sebagai syarat atau sebagai upaya sukarela yang terorganisir, sejumlah nelayan menyimpan catatan mereka sendiri, yang disebut buku log atau laporan perjalanan kapal yang kemudian disampaikan kepada pejabat pemerintah. Data dari catatan pendaratan dan observer di kapal umumnya dianggap lebih dapat diandalkan dibanding buku log dalam hal memperkirakan ikan yang mendarat dalam berat dan jumlah total.
Namun demikian, buku-buku log menjadi sangat berharga untuk menentukan tata ruang atau tempat distribusi dan jumlah upaya pada perikanan. Beberapa kapal perikanan juga menggunakan perangkat elektronik yang secara otomatis merekam lokasi kapal yang disebut sistem pemantauan kapal.
Survei melalui telepon
Metode utama untuk mengumpulkan data tentang perikanan pariwisata adalah melalui survei telepon. Para ilmuwan menggunakan survei ini untuk memperkirakan jumlah tangkapan pariwisata perikanan yang menargetkan spesies tertentu dan yang hanya menemukan spesies tertentu, bahkan jika spesies tersebut tidak ditargetkan.
Setiap ikan yang ditemui selama perjalanan dibagi menjadi 3 kategori: tertangkap dan dijadikan sampel oleh pengamat di pelabuhan (berlabel jenis ikan A), tertangkap tapi tidak dijadikan sampel oleh pengamat di pelabuhan (jenis ikan B1), atau tertangkap tapi dibuang kembali (jenis ikan B2). Perkiraan persentase jenis ikan B2 yang dianggap mati sebagai akibat dari proses tangkapan- tangan , berdasarkan informasi dari penelitan lain.
Demi tujuan pendugaan stok, total kematian yang terkait dengan perikanan rekreasi/pariwisata setara semua ikan yang ditangkap dan dijadikan sampel oleh observer pelabuhan, ikan yang di tangkap tapi tidak jadi sampel dan ikan mati yang dibuang kembali. Para ilmuwan mengambil data survei dan memperkirakan jumlah ikan yang ditangkap disetiap kelas panjang dengan menerapkan data frekuensi panjang dari pengambilan sampel dipelabuhan untuk memperkirakan jumlah ikan yang ditangkap.
2.4 Data Perikanan Independen
Sebagian besar data perikanan independen berasal dari survei penelitian. Para ilmuan mengambil sampel sepanjang rentang potensi ikan yang ditargetkan dengan menggunakan peralatan pengambilan sampel standar termasuk trawl, pukat, hidroakustik, dan video.
Survei ini dapat menargetkan kelompok dari beberapa spesies, satu spesies, atau bahkan spesies tertentu (seperti survei dengn jaring pantai).
Terlepas dari target atau alat tangkap, mempertahankan praktik survei standart dari waktu ke waktu sangatlah penting. Perubahan ukuran mata jaring, waktu rendaman dan panjng derek atau kecepatan semuanya bisa berdampak pada komparabilitas survei dari waktu ke waktu. Setiap alat tangkap atau metode pengambilan sampel baru yang digunakan harus dikalibrasi sehingga hasilnya dapat langsung dibandingkan dengan hasil dari alat tangkap atau metode lama.
Dengan sampling silang di berbagai potensi kisaran ukuran ikan, daripada kisarannya sekarang, survei dapat mendeteksi pergeseran distribusi, termasuk berbagai penyusutan (kontraksi) atau perluasan.
Data survei memberikan indeks kelimpahan ikan, biasanya jumlah ikan yang ditangkap per unit usaha (seperi jumlah ikan per penarikan). Survei dapat memberikan informasi mengenai distribusi ukuran dan umur stok. Perkiraan persentase ikan yang hidup pada usia tertentu, dan hubungan ukuran -umur (seperti yang berasal dari pelabuhan atau pengamatan di atas kapal terhadap pertangkapan). Dengan sampling isi perut, survei ilmiah bahkan dapat menentukan diet suatu spesies.
Hasil dari penandaan, penandaan dan penangkapan kembali dan kajian lainnya biasanya ada pada kategori data perikanan independen. Studi tersebut dapat memperkirakan pergerakan atau tingkat migrasi antara stok, angka kematian alami ikan, jadwal kematangan atau jatuh tempo ( persentase individu dewasa pada setiap usia), dan tingkat kematian buangan atau tersangkut pancing. Semua informasi ini meningkatkan model penilaian stok.
2.5 Penarikan Contoh (Sampling)
Dasar yang ideal untuk pendugaan stok adalah tersedianya data yang sepenuhnya mewakili suatu stok, paling tidk pada saat stok tersebut telah masuk ke perikanan, tanpa adanya kesalahan sistematis atau bias. Meski dalam praktiknya tidak mungkin mendapatkan data dengan kualitas yang demikian. Hal ini harus merupakan sasaran dari tiap program pengumpulan data perikanan, untuk memperoleh data yang sepenuhnya mewakili populasi yang diteliti, mengetahui sumber-sumber bias dan menemukan cara-cara memperbaiki bias tersebut. Penarikan contoh yang baik memerlukan investasi besar dan bersifat jangka panjang dalam bentuk tenaga dan dana. Oleh karena itu, penting sekali bahwa program penarikan contoh dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan data yang diperlukan untuk pendugaan dan pengelolaan perikanan spesies penting, dan data tersebut memenuhi standar yang dirumuskan oleh kelompok kerja internasional dan nasional.
Penarikan Contoh Acak Sederhana
Suatu dugaan dikatakan “tidak bias” jika dugaan ulangannya menyimpang dari nilai sebenarnya hanya terjadi secara acak. “Nilai sebenarnya’’ adalah parameter nilai yang akan kita peroleh dari pengukuran seluruh specimen dari populasi total. Suatu dugaan adalah “bias” jika dugaan tersebut secara sistematis menyimpang dari nilai sebenarnya. Untuk memperoleh dugaan rata-rata panjang yang tidak bias maka sampel yang ditarik harus merupakan “sampel acak”, yakni tiap ikan dari stok tersebut harus mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sampel.
Jika kita memperoleh sampel acak yang tidak bias, untuk menduga ukuran sampel yang diperlukan dengan ketelitian tertentu tidak aka nada masalah. Tetapi, dalam satu dan lain hal sampel biasanya bias. Jika ikan kecil dapat meloloskan diri dari jaring trawl, dugaan rata-rata panjang populasi ikan akan over-estimate (melebihi estimasi). Ini adalah salah satu contoh bias. Jika ikan besar dapat berenang lebih cepat dari kecepatn penarikan jaring hingga terhindar dari penangkapan kita temukan tipe bias yang lain. Kasus lain dari bias yang terjadi terkait dengan keadaan dimana pengukuran seluruh hasil tangkapan menjadi tidak efisien, seperti hasil tangkapan trawl yang sangat besar. Setelah pemisahan hasil tangkapan menurut spesies kita akan mengambil subsample dari 100 ekor tiap spesies. Jika kita memilih ke 100 ekor ikan tersebut satu per satu dengan pungutan tangan, akan menyebabkan terjadinya sampel yang bias, karena akan selalu ada kecenderungan untuk memilih spesimen yang besar.
Andaikan suatu program penarikan contoh adalah untuk menduga rata-rata pendaratan per tempat pendaratan selama periode tertentu, misalnya satu bulan, dan misalnya jumlah tempat pendaratan ikan adalah 100 buah. Jika ke 100 buahh tersebut dijadikan sampel maka varians dari rata-rata dugaan yang didaratkan adalah nol. Dalam hal ini kita dapatkan rata-rata populasi sebenarnya. Jika kita hanya mempunyai tenaga untuk 50 tempat pendaratan, maka akan ada suatu varians tertentu dari dugaan kita.
Penarikan Contoh Acak Berlapis
Kembali ke masalah pendugaan total pendaratan Y, dari 100 tempat pendaratan selama bulan tertentu, anggaplah suatu program penarikan contoh telah dilaksanakan pada tahun lalu. Berdasarkan hasil tersebut ke 100 tempat pendaratan dibagi ke dalam tiga kategori, pembagian dari populasi total itu disebut “stratifikasi” dan kategori tersebut (besar, sedang, dan kecil) disebut “strata”.
Terkadang, tidak semua tempat pendaratan dapat dilakukan penarikan contoh. Maka, kita anggap bahwa kita hanya mempunyai tenaga dan lain-lain untuk suatu sampel sebagai n (n<100) tempat pendaratan. Besarnya ukuran sampel dapat ditulis sebagai penjumlahan:
n = n(1) + n(2) + n(3)
Dimana n(i) adalah banyaknya tempat pendaratan pada strata no.ke-i. Dalam “merancang suatu program penarikan contoh atau sampling” berarti menentukan banyaknya sampe, n(1), n(2), n(3), yang harus diterapkan kepada ketiga strata.
Mengapa kita harus mempersulit penarikan contoh atau sampling dengan menggunakan strata? Jawabannya adalah dengan penarikan contoh acak berlapis ini (hampir) selalu memperoleh dugaan rata-rata populasi yang lebih tepat daripada dengan penarikan contoh acak sederhana. Makin kecil variasi yang ada dalam stratum, maka makin besar perolehan kita dari stratifikasi.
Aturan dasar dari penarikan contoh berlapis adalah bahwa banyaknya sampel per stratum, n(i), harus besar jika :
1) Strata besar (jika n(j) besar)
2) Deviasi standar s(j) besar
Fisheries Stock Assessment Modelling Video 08 - Collecting Fisheries Data
Rangkuman
Data yang paling penting dari perikanan adalah informasi mengenai hasil tangkapan total. Informasi minimum yang diperlukan untuk pendugaan stok tergantung pada metode yang diadopsi. Syarat-syarat yang esensial dari suatu program pengambilan contoh adalah bahwa hendaknya dapat menyediakan suatu komposisi panjang yang mewakili, baik dari hasil tangkapan (semua ikan yang diambil dari laut oleh penangkapan), atau dari stok. Mengiriman observer di atas kapal penangkap adalah merupakan cara terbaik untuk mengukur contoh panjang-panjang ikan yang tertangkap.
Daftar Pustaka
- Beverton, R.J.H. and S.J. Holt. (1957). On the Dynamics of Exploited Fish Populations. Fish. Invest. London, Ser II, 19:533.
- Caddy, J.F. and R. Mahon. (1995). Reference Points for Fisheries Management. FAO. Fish. Tech. Pap., (347):83 p.
- Cadima, E.L. (2003). Fish Stock Assessment Manual. FAO Fish. Tech. Pap., (393):161 p.
- Cushing, D.H. (1981). Fisheries Biology. A Study in Population Dynamics. 2nd Ed. The Univ. of Wsconsin Press, Wisconsin. 295 p.
- Everhart, W.H., A.W. Eipper and W.D. Youngs. (1953). Principles of Fishery Science. Cornell Univ. Press, Ithaca. 288 p.
- J.C. Burst and L.G. Skrobe. (2000). Manual Penggunaan Pendugaan Stok Perikanan. Published as Special Report No 69 oleh Atlantic States Marine Fisheries Commisson
- Gulland, J.A. (1969). Manual of Methods for Fish Stock Assessment. Part 1. Fish Population Analysis. FAO Man. Fish. Sci., (4):154 p.
- Gulland, J.A.. (1974). The Management of Marine Fisheries. Bristol: Scientechnica (Publishers) LTD. 198 p.
- Gulland, J.A.. (1983). Fish Stock Assessment. A Manual of Basic Methods. FAO/Wiley on Food and Agriculture. A Wiley-Interscience Publications. John Wiley & Sons. Chichester. 223 p.
- Gulland, J.A. (1983). Stock Assessment: Why? FAO Fish. Circ., (759):18 p.
- Hilborn, R dan C.J. Walters, (1992). Quantitative Fisheries Stock Assessment: Choice, Dynamics, and Uncertainty. Published by Champan and Hall
- Jones, R. (1984). Assessing the Effects of Changes in Exploitation Patterns Using Length Compositian Data. (With Notes on VPA and Cohort Analysis). FAO Fish. Tech. Pap., (256):118 p.
- Haddon, M. (2001). Modelling and Quantitatif Methods in Fisheries. Revised Printing. Chapman & Hall/CRC. A CRC Press Co. Boca Raton. 406 p.
- Hilborn, R and C.J. Walters. (1992). Quantitative Fisheries Stock Assessment. Choice, Dynamics and Uncertainty. Chapman and Hall, New York. 570 p.
- King, M. (1995). Fisheries Biology, Assessment and Management. Fishing News Books, London. 341 p.
- Lasse, H. and P. Medley. (2001). Virtual Population Analysis. A Practical Manual for Stock Assessment. FAO Fish. Tech. Pap.,(400):129 p.
- Merta, IG.S. (1992). Dinamika Populasi Ikan Lemuru, Sardinella lemuru Bleeker 1853 (Pisces: Clupeidae) di Perairan Selat Bali dan Alternatif Pengelolaannya. Program Pascasarjana, I.P.B. 201 hal.
- Pauly, D. (1984). Fish Population Dynamics in Tropical Waters: A Manual for Use with Programmable Calculators. ICLARM Contributions No. 143. ICLARM, Manila. 325 p.
- Pitcher, T.J. and P.J.B. Hart. (1982). Fisheries Ecology. Croom Helm, London. 414 p.
- Quinn, T.J. and R.B. Deriso. (1999). Quantitative Fish Dynamics. Publised by Oxford University Press,1999.
- Ricker, W.E. (1975). Computation and Interpretation of Biological Statistics of Fish Populations. Bull. Fish. Res. Bd. Can., (191):382 p.
- Sainsbury, K and T. Polacheck. (1994). The Use of Biological Reference Points foe Defining Recruitment Overfishing, with an Application to Southern Bluefin Tuna. In Popultion Dynamics for Fisheries Management, D.A Hancock, ed. P. 265-274.
- Sanders, M.J. (1995). Introduction to Thompson and Bell Yield Analysis Using Exel Spreadsheets. FAO Fish. Circ., (895):21 p.
- Sparre, P. dan S.C. Venema. (1999). Introduksi Pendugaan Stok Ikan Tropis. Buku 1. Manual. Pus. Lit. Bang. Kan., Jakarta. 438 p. Edisi Bahasa Indonesia.
- Widodo, J. (1986). Dynamic Pool Models and Management of Fisheries. Oseana, 11(2):36-47.
- Widodo, J. (1988). Population Dynamics and Management of “Ikan Layang”, Scad Mackerel, Decapterus spp., (Pisces: Carangidae) in the Java Sea. PhD Dissertation. Univ. Wash., Seattle. 150 p.
- Wilimovsky, N.J. and E.C. Wiclund. (1963). Tabel of the Incomplete Beta Functions for the Calculation of Fish Population Yield. Univ. Brit. Coll., van Couver, Canaca. 291 p.
2 Comments
Apakah mungkin data perikanan yang terbatas bisa digunakan untuk pendugaan stok?
ReplyDeleteMungkin saja, silakan ikuti materi selanjutnya yang akan membahas tentang penggunaan data terbatas untuk pendugaan stok. Thanks
ReplyDelete